Photobucket

Sabtu, Juni 20, 2009

From Istambul with Love

MENYUSURI Kota Istambul memberikan pengalaman tak terlupakan. Istana Topkapi adalah yang paling menyenangkan. Di sini terdapat koleksi peninggalan Nabi Muhammad.

Ketika masih berada di lingkungan bandara lapangan terbang Ataturk Istambul, perasaan saya masih seperti di Indonesia. Keluar bandara, barulah terasa di negeri antah barantah. Bagaimana tidak, sepanjang jalan tampak sekali berbagai bangunan bekas zaman baheula, apakah itu peninggalan Byzantium, tatkala Istambul masih bernama Konstantinopel, maupun peninggalan Kerajaan Ottoman, kerajaan Islam, yang bukan saja menguasai Asia, khususnya jazirah Arab sampai Afrika Utara, tetapi sebagian daratan Eropa


Benteng-benteng kuno menyatu dengan kubah-kubah masjid. Pemandangan itulah yang ditemui sepanjang perjalanan di atas Londra Asealti sekitar 45 menit dari bandara menuju tengah kota (baru) Istambul. Kami menginap di sebuah hotel kecil, Hotel Square, di Jalan Istiqlal, tempat orang banyak berlalu lalang, termasuk di pangkal musim dingin tatkala temperatur mencapai 1 derajat Celsius. Namun, bukan itu yang membuat cuaca kurang bersahabat, hujan lebat disertai angin musim dingin yang tajam, menusuk setiap kulit yang diterpanya.

Untunglah tatkala kami mengunjungi berbagai objek wisata, kondisi itu tidak ditemui. Hujan justru turun pada sore dan malam hari. Objek wisata di Istambul amatlah banyak. Diantaranya, Masjid Sulaiman, Kariye Museum, Hagia Sophia, Masjid biru (Blue Mosque), Kapali Carsi (Pasar Tradisional yang sudah berusia ratusan tahun), The Pera Place, serta Topkapi Palace. Tentu saja masih amat banyak yang dapat diuraikan satu per satu.

Masing-masing memiliki keistimewaan sendiri-sendiri. Hagia Sophia misalnya sebuah gereja yang dibangun di zaman Byzantium, pada tahun 404 tatkala Istambul bernama Konstantinopel, tapi kemudian pada zaman kerajaan Islam, Kerajaan Ottoman tahun 1453 diubah menjadi masjid. Bentuk asli dan perubahannya itu masih terlihat sampai sekarang.

Hagia Sophia bersebelahan dengan Masjid Biru (Blue Mosque) yang sangat indah. Disebut masjid biru, sesungguhnya hanya karena berbagai desain di dalam bangunan yang indah itu didominasi warna biru. Saya pun sempat salat di sini. Saya salat di balik tembok dari tempat kaum pria salat. Sebagaimana banyak masjid di Turki, tempat salat perempuan jarang ditemukan. "Kaum perempuan biasanya salat di rumah," ucap Sultana, seorang mahasiswa di Istambul yang menemani kami dalam perjalanan ini. Sultana, berasal dari Solo, satu di antara 8 mahasiswa Indonesia di Turki. Dia fasih berbahasa Turki.

Dari Hagia Sophia dan Masjid Biru, kami ke Istana Topkapi. Tempat ini sesungguhnya yang ingin sekali saya kunjungi di Kota Istambul ini. Dari Hagia Sophia, istana ini sesungguhnya tidak terlalu jauh. Namun, kami memerlukan naik mobil yang disopiri sdr Sami, orang Turki yang menjadi lokal staf KBRI di Ankara. Sami membawa mobil dengan ngebut, meski jalannya sempit. Pada bagian tertentu, jalan itu terbuat dari batu-batuan yang disusun rapi seperti conblo di Indonesia. Terkadang mendaki dan lain kali jalanan itu menurun.Terus terang saya terbayang dengan serial 007 James Bond, yang salah satu syutingnya memang di Istambul.

Dengan mudah, kami memasuki lingkungan istana, yang menjadi pusat kerajaan Ottoman itu. Istananya sendiri amat indah. Di sebuah bukit yang terletak antara Selat Bosphorus, Golden Horn, dan Laut Marmara, seluas 700.000 meter persegi. Walau Sultan Mehmet II mulai berkuasa di Istambul pada tahun 1453, Istana Topkapi ini baru dibangun pada 1465-1470. Dan selama 400 tahun dihuni oleh 24 Sultan Ottoman. "Kami beruntung datang di musim dingin!", ucap sultana ketika kami melenggang ke dalam. Pada musim panas, antrean masuk Istana ini bisa beratus-ratus meter.

Kami memang beruntung. Amat banyak yang diceritakan tentang istana ini. Koleksinya macam-macam, mulai keramik peninggalan berbagai dinasti di China, peralatan istana, baik yang terbuat dari keramik, kuningan, sampai pada emas murni. Bahkan, pakaian raja-raja atau para sultan pun menjadi koleksi yang amat berharga.

Namun,bagi saya,tak ada yang lebih berharga dari koleksi di seputar Nabi Muhammad SAW. Memasuki ruangan koleksi ini pun telah terasa membawa nilai magis. Kami langsung disambut seseorang yang membaca ayat-ayat suci Alquran. Selama 407 tahun, dari tahun 1517 sampai 1924, 24 orang hafal Alquran (hafiz) membaca ayat-ayat suci selama 24 jam nonstop.

Yang dapat dilihat di ruangan ini, antara lain tapak kaki Nabi Muhammad, potongan jenggot Sang Nabi, surat Nabi Muhammad SAW yang ditujukan kepada Mukavkis dari Mesir (surat ini ditulis di daun kurma, ditemukan di Mesir tahun 1850), stempel Sang Nabi, cambuk dan pedang Nabi Muhammad SAW, jubah, dan berbagai peralatan Kakbah pada masa-masa awal. Juga berbagai peralatan Para Sahabat Nabi, diantaranya pedang 4 Sahabat Nabi, yakni Abubakar, Umar, Usman, dan Ali

0 komentar:

Posting Komentar

KUMPUL BLOGGER

kumpulbloggerad.jpg
Masukkan Code ini K1-75BA95-7
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

BISNIS PULSA PALING PANAS

Photobucket

UANG PANAS

lowongan kerja di rumah

MESIN UANG AUTOPILOT

MAU BUAT DOMIAN GRATIS!!!!!!!!! KLIK DI SINI

CO.CC:Free Domain

DAFTAR PAYPAL, KLIK DI SINI

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

IKLAN MASSAL

KUMPUL BLOGGER

  ©Template by Dicas Blogger.